My scribbles..!

Kesederhanaan bukanlah penghalang untuk menghasilkan yang terbaik.perjuangan,
pengorbanan begitu juga dengan
kesabaran dalam mengadapi masalah yang kerap selalu datang,tak ada hal sia-sia dalam hidup ini selama kita
berusaha untuk menjadi yang terbaik dalam hidup menuju kesuksesan dan kebahagiaan.. SO Nikmatilah Hidup ini dengan segala hal yang Positif
would you enjoy... gUY'z ..!



 

PEMBELAJARAN BERBASIS KINERJA OTAK..!

Author: Eky NoZzI

Banyaknya bukti yang sekarang muncul mengenai belajar dan perkembangan otak menghasilkan suatu gerakan menuju praktik pendidikan yang mendukung pemahaman intuitif sebelumnya tentang belajar melalui keterlibatan langsung dengan aktivitas. Beberapa riset sudah menunjukkan bahwa janin yang masih berada dalam kandungan pun sudah belajar secara intens mengenai dunia di luar. 

 Ketika dilahirkan ia secara otomatis memodifikasi struktur neurologis dan lain-lainnya untuk merespons berbagai data yang diperolehnya dari lingkungan. Itulah sebabnya beberapa penelitian mengatakan bahwa pada saat dilahirkan bayi kehilangan sejumlah sel dalam otaknya karena hanya neuron yang dirangsang sajalah yang akan bertahan hidup. Koneksi antara sel-sel yang tercipta sebagai hasil dari pengalaman membentuk peta kognitif yang sifatnya sangat personal. Pembelajaran terjadi ketika peta-peta ini atau jaringan-jaringan itu saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Semakin terkoneksi jaringan-jaringan tersebut maka semakin besar pemaknaan yang diperoleh seseorang dari proses pembelajarannya. Itulah sebabnya kenapa konsep-konsep yang sama sekali baru pada awalnya sulit sekali untuk dicerna; jaringan yang sudah ada perlu waktu untuk berekspansi guna mendukung asosiasi baru tersebut. 

Dengan demikian, pembelajaran, jika ditinjau dari bidang neurosains, merupakan modifikasi respons terhadap rangsangan sepanjang waktu. Konsekuensi logis dari pentingnya koneksi-koneksi tersebut terjalin, seorang guru akan menghadapi tiga tugas utama, yaitu : 
1. Mendorong koneksi baru syaraf melalui tantangan yang menciptakan tingkat stimulasi tinggi terhadap perkembangan akson. 
2. Memperkuat koneksi yang telah ada dengan mengulang-ulang peristiwa atau keterampilan dengan berbagai cara. 
3. Mendorong peserta didik untuk menata ulang jaringan koneksi yang telah ada dengan cara mengoreksi kesalahan, memperbaiki konsep, melengkapi pemahaman, atau mengasah keterampilan. Tugas yang terakhir yang biasanya paling sulit dilakukan karena anak sudah terlanjur berada dalam comfort zone-nya. Walaupun demikian, penataan ulang tersebut dimungkinkan jika dilakukan dengan berdasarkan pemahaman bahwa pembelajaran seluruh otak merupakan antarhubungan yang spontan, berkaitan dengan peristiwa-peristiwa belajar, yang berhubungan dengan semua pusat di otak. Ini melibatkn proses pikiran, emosi, dan jasmani yang menghasilkan perubahan permanen dalam keterampilan, sikap, dan perilaku, karena pembelajaran semacam itu tidak dangkal tetapi sepenuhnya diinternalisasi.ada beberapa pedoman yang merupakan kunci untuk pembentukan konsep dan pemahaman yang terinternalisasi, yaitu : 

a. Dorong siswa untuk menemukan dan mengerjakan hal-hal untuk mereka sendiri 
b. Dorong siswa untuk menyampaikan ide 
c. Sudut pandang dan cara yang berbeda bisa bertemu pada tujuan yang sama 
d. Sediakan umpan balik yang interaktif, spesifik, langsung, dan menyenangkan.ada beberapa cara guru untuk mendorong anak menata ulang jaringan tersebut, yaitu dengan : 

a. Mengekspresikan keyakinan akan kemampuannya dalam menolong anak 
b. Mengekspresikan keyakinannya akan kemampuan si anak 
c. Memberi sinyal non-verbal yang konsisten dengan yang dikatakan, intonasi suara, pandangan mata, dan tingkat energi 
d. Memberi umpan balik yang spesifik dan cukup 
e. Mendorong peningkatan dengan melalui tantangan yang sekiranya bisa diselesaikan oleh anak. Beberapa cara di atas dapat dilakukan karena berbagai penelitian tentang Reticular Activating System, yang dianggap sebagai sistem komando sentral dari otak dan bekerja sebagai mekanisme gerbang unuk masukan dari indera dan mengakibatkan seseorang memusatkan perhatiannya. Sekarang diketahui bahwa ia mengirimkan sinyal ke banyak bagian dari celebral cortex, tidak hanya ke motor cortex seperti yang diperkirakan sebelumnya. 

RAS berfungsi sebagai filter. Dari seluruh data yang datang, baik eksternal maupun internal, RAS menentukan apa yang penting untuk dikirimkan melalui serebral korteks. Dengan kata lain ia menentukan apa yang menarik perhatian kita. Ia menentukan apa yang disaring di dalam atau luar “kesadaran”. 

RAS akan siap menerima informasi yang baru atau tidak biasa, yang membantu memenuhi kebutuhan fisik atau psikologis yang dapat “dirasakan”, atau yang berkaitan dengan pilihan yang kita buat. Implikasi dari penemuan tersebut adalah siswa akan lebih termotivasi, terlibat, dan terbuka jika mereka menganggap pembelajaran yang sedang berlangsung adalah penting untuk dirinya. Konsekuensinya, seorang guru harus bisa : 
a. Memberikan kesegaran dan variasi untuk mempertahankan perhatian 
b. Memahami bahwa otak memberikan prioritas pertama untuk kebutuhan pokok 
c. Menyajikan gambaran besar dari pelajaran, apa yang dikandungnya, dan bagaimana kecocokannya dengan materi sebelumnya, dan apa kepentingannya untuk di masa mendatang. 
d. Memberikan ruang bagi tujuan personal masing-masing siswa dalam materi pelajaran yang sedang berlangsung, atau dengan kata lain kaitkan materi atau keterampilan tersebut dengan kehidupan sehari-harinya.