My scribbles..!

Kesederhanaan bukanlah penghalang untuk menghasilkan yang terbaik.perjuangan,
pengorbanan begitu juga dengan
kesabaran dalam mengadapi masalah yang kerap selalu datang,tak ada hal sia-sia dalam hidup ini selama kita
berusaha untuk menjadi yang terbaik dalam hidup menuju kesuksesan dan kebahagiaan.. SO Nikmatilah Hidup ini dengan segala hal yang Positif
would you enjoy... gUY'z ..!



 

II. PENYEBAB..!

Author: Eky NoZzI

Jika ada masalah, maka ada penyebab timbulnya masalah tersebut. Oleh sebab itu, kami akan menguraikan penyebab-penyebab yang terjadi pada feeding disorder, eating disorder, dan anak tunaganda. A. Feeding Disorder Penyebab kesulitan makan sangatlah banyak dan luas. Semua gangguan fungsi organ tubuh dan penyakit bisa berupa adanya kelainan fisik, maupun psikis dapat dianggap sebagai penyebab kesulitan makan pada anak normal, maupun anak tunaganda. Kelainan fisik dapat berupa kelainan organ bawaan atau infeksi bawaan sejak lahir dan infeksi yang didapat dalam usia anak. Penyebab-penyebab pada kesulitan makan (feeding disorder), antara lain : 

1. GANGGUAN PENCERNAAN 
Gangguan pencernaan pada anak tampaknya sebagai penyebab paling penting dalam kesulitan makan. Baik karena gangguan saluran cerna itu sendiri atau karena gangguan fungsi tubuh atau penyakit lainnya yang dapat mengganggu saluran cerna. Gangguan saluran cerna yang dapat terjadi adalah imaturitas saluran cerna, alergi makanan, intoleransi makanan, gastroesofagial refluks, dan sebagainya. Gastroesofageal refluks adalah masuknya kembali isi lambung ke bagian yang lebih atas dari saluran cerna. Tampilan klinis yang terjadi adalah muntah yang sering hilang timbul. Gangguan pencernaan tersebut kadang tampak ringan seperti tidak ada gangguan. Tanda dan gejala yang menunjukkan adanya gangguan pencernaan berikut ini yang dapat menyertai keluhan kesulitan makan pada anak, antara lain : 

1 Perut kembung, sering “cegukan”, sering buang angin. 
2 Sering muntah atau seperti hendak muntah bila disuapin makan. Gampang timbul muntah terutama bila menangis, berteriak, tertawa, berlari atau bila marah. 
3 Sering nyeri perut sesaat, bersifat hilang timbul. 
4 Sulit buang air besar (bila buang air besar ”ngeden”, tidak setiap hari buang air besar, atau sebaliknya buang air besar sering (>2 kali/perhari). 
5 Kotoran tinja berwarna hitam atau hijau, berbentuk keras, bulat (seperti kotoran kambing) atau cair disertai bentuk seperti biji lombok, pernah ada riwayat berak darah. 
6 Gangguan tidur malam : malam rewel, kolik, tiba-tiba mengigau atau menjerit, tidur bolak-balik dari ujung ke ujung lain tempat tidur. 
7 Lidah tampak kotor, berwarna putih, serta air liur bertambah banyak atau mulut berbau. 
8 Biasanya disertai gangguan kulit : kulit kering, timbul bintik-bintik di kulit, biang keringat, bercak warna putih (seperti panu) dan sebagainya. Tanda dan gejala tersebut di atas sering dianggap biasa oleh orang tua bahkan banyak dokter atau klinisi karena sering terjadi pada anak. Padahal bila diamati secara cermat, tanda dan gejala tersebut merupakan manifestasi adanya gangguan pencernaan, yang mungkin berkaitan dengan kesulitan makan pada anak. 

2. INFEKSI AKUT 
Infeksi akut adalah infeksi yang mengganggu tubuh kita dalam waktu singkat atau kurang dari 7 hingga 14 hari. Infeksi akut yang mengganggu proses menelan dan proses makan di antaranya adalah : Infeksi Saluran napas Akut, infeksi pada rongga mulut (sariawan, jamur dll), infeksi saluran pencernaan, atau penyakit infeksi akut lainnya. Adalah wajar bila anak mengalami infeksi akut seperti tersebut di atas maka terjadi kesulitan makan. Biasanya dengan pemberian vitamin nafsu makanpun tidak banyak membantu masalah kesulitan makan tersebut. Hal tersebut hanya terjadi dalam waktu 5 hingga 7 hari, akan membaik dengan sendirinya setelah infeksi tersebut teratasi. Malahan setelah fase konvalesen atau penyembuhan akan terjadi catch up growth atau mengejar kekurangan sebelumnya. Makanya, sehabis sakit biasanya nafsu makan akan meningkat pesat sekitar 3 sampai 7 hari, tetapi setelah itu nafsu makan tersebut akan normal lagi.  

3. INFEKSI KRONIS
Sedangkan infeksi kronis biasanya berlangsung lebih dari 2 minggu bahkan bisa berbulan-bulan. Pada anak infeksi kronis yang sering dicurigai adalah penyakit Infeksi Saluran Kencing, Tuberculosis (TBC), infeksi parasit Cacing, dan sebagainya.

4. ALERGI MAKANAN 
Alergi makanan pada anak terutama bila mengganggu pencernaan tampaknya sering mengakibatkan gangguan kesulitan makan pada anak. Meskipun alergi belum banyak diungkapkan oleh para klinisi sebagai penyebab kesulitan makan pada anak, tetapi kami menganggap alergi adalah sebagai penyebab yang paling sering dan penting terhadap kesulitan makan pada anak. Gangguan pencernaan yang disebabkan karena alergi makanan sangatlah bervariasi, mulai dari ringan hingga berat.

5. GANGGUAN PERKEMBANGAN DAN PERILAKU 
Beberapa gangguan perkembangan dan perilaku tertentu pada anak sering berkaitan dengan gangguan makan atau kesulitan makan. Gangguan tersebut meliputi : Autism, ADHD, dan gangguan lainnya. Gangguan perilaku tersebut sering berhubungan dengan gangguan pencernaan. Gangguan pencernaan akan mengeluarkan zat semacam morfin yang dapat mengganggu otak yang dapat mengakibatkan meningkatnya gangguan Autism, ADHD dan sebagainya . Sedangkan gangguan pencernaan itu sendiri dapat menyebabkan kesulitan makan pada anak.

6. KELAINAN BAWAAN
Kelainan bawaan adalah gangguan fungsi organ tubuh atau kelainan anatomis organ tubuh yang terjadi sejak pembentukan organ dalam kehamilan. Diantaranya adalah kelainan mulut, tenggorokan, dan esofagus : sumbing, lidah besar, tenggorok terbelah, fistula trakeoesofagus, atresia esofagus, laringomalasia, trakeomalasia, kista laring, tumor, tidak ada lubang hidung, serebral palsi, kelainan paru, jantung, ginjal, dan organ lainnya sejak lahir atau sejak dalam kandungan.

7. KELAINAN HORMONAL DAN METABOLIK
Meskipun jarang, kelainan metabolik dan hormonal pada anak dapat menyebabkan gangguan atau kesulitan makan pada anak. Kelainan tersebut meliputi hipotiroid, intoleransi fruktosa heriditer, asidemia organik, gangguan atau kelainan ginjal, gangguan hormonal, gangguan enzim tertentu din pencernaan dan sebagainya.

8. KELAINAN NEUROLOGI ATAU SISTEM SUSUNAN SARAF PUSAT 
Bila fungsi otak tersebut terganggu maka kemampuan motorik untuk makan akan terpengaruh. Gangguan fungsi otak tersebut dapat berupa infeksi, kelainan bawaan, atau gangguan lainnya seperti serebral palsi, miastenia gravis, poliomielitis. Bila kelainan susunan saraf pusat ini terjadi karena kelainan bawaan sejak lahir biasanya disertai dengan gangguan motorik atau gangguan perilaku dan perkembangan lainnya.

9. GANGGUAN FUNGSI ORGAN DIDAPAT 
Gangguan fungsi fungsi pencernaan dapat terjadi karena gejala sisa akibat sebelumnya terjadi proses atau penyakit seperti infeksi (ensefalitis/infeksi otak), akibat operasi bedah (pemotongan usus) atau trauma atau kecelakaan di organ perut yang berat.

10. GANGGUAN PSIKOLOGIS 
Ganguan psikologis sering dianggap sebagai penyebab kesulitan makan pada anak.